Negara bisa terbentuk bila ada
wilayah, ada rakyat, dan ada pemerintahan. Orang-orang yang ditunjuk dalam
pemerintahan bertugas untuk menyelenggarakan negara dan bertanggungjawab
terhadap kebutuhan rakyatnya demi terwujud masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Begitulah idealnya. Maka dalam hal ini, tugas pemerintah yang diisi oleh
pegawai negeri sipil (PNS) sangatlah besar. Di masing-masing lembaga
pemerintahan yang dibuat, mereka mempunyai beban dan tanggung jawab yang besar
nan mulia. Nasib rakyat ada dalam kebijakan yang mereka buat dan aktifitas yang
mereka lakukan. Ibaratnya, negara ini mau dibuat apa tergantung dari
orang-orang yang memegang pemerintahan.
Ketika lowongan CPNS dibuka, maka
dalam satu formasi bisa ribuan orang yang mengikuti seleksi. Ketika pemilihan
calon anggota legislatif, maka para calon berlomba-lomba kampanye dengan segala
sumberdaya yang mereka miliki. Sebegitu dahsyatnya animo masyarakat akan posisi
di pemerintahan. Diantara orang-orang yang mendaftarkan dirinya, berapa banyak
orang yang ingin benar-benar menjadi abdi negara? Berapa banyak orang yang
mempunyai motivasi ingin menyelesaikan persoalan negara?
Apa yang sebagian rakyat alami
dalam menghadapi kantor pemerintahan seringkali mereka malah dijadikan objek
pungutan. Sejak lahir rakyat sudah dipermainkan dengan pembuatan akta
kelahiran. Harus membayar biaya ini itu yang tidak ada ketentuannya. Orang
miskin yang mau membuat surat keterangan tidak mampu pun masih tega dipungut
biaya. Bahkan sampai meninggal pun masih juga dipermainkan dalam pembuatan
surat kematian. Lalu di mana letak pengabdian dan pelayanannya terhadap rakyat
yang menjadi tanggung jawabnya? Mereka yang sudah digaji untuk melayani
kebutuhan masyarakat malah menjadikan peluang untuk menambah kantong pribadi. Itu
hanyalah sebagian kecil saja, baru recehan, belum yang koruptor-koruptor kelas
kakap.
Ada kesalahan pemahaman paradigma
dan mentalitas kita dalam bekerja di pemerintahan. Paradigma yang berkembang
saat ini adalah orang berlomba-lomba menjadi PNS agar dapat penghasilan tetap,
dapat pensiun, dan hidup terjamin serta mempunyai prestis di masyarakat.
Coba bayangkan bila orang yang
masuk menjadi PNS mempunyai jiwa dan semangat membangun negeri secara aktif,
inisiatif, dan progresif, betapa hebatnya negeri ini. Seorang Presiden mempunyai
jaringan ke propinsi, kota, kabupaten, kecamatan, kelurahan, sampai ke tingkat
ketua RT dan RW. Bila seorang ketua RT dan RW berpikir bahwa masyarakat yang
berada di wilayahnya adalah tanggungjawabnya, memikirkan kira-kira apa yang
kurang di masyarakatnya baik infrastruktur maupun kesulitan warganya, kemudian
ia berusaha untuk membantu dengan program yang dibuat maupun dengan mengajukan
ke kelurahan. Kelurahan juga berpikir demikian, Kecamatan, Kota, Kabupaten,
Propinsi, Kementerian, sampai Presiden juga berpikir demikian, maka insya Allah
persoalan-persoalan di negeri ini bisa sedikit demi sedikit terselesaikan.
Semua itu dapat terwujud dengan
dukungan semua elemen masyarakat. Sikap negarawan bukan hanya milik pejabat,
membangun negeri bukan hanya tugas pemerintah, kita semua bisa berkontribusi
sesuai keahlian yang kita miliki. Kita juga harus berani menegur terhadap para
aparat dan pejabat pemerintah yang melakukan penyelewengan. Jangan pernah
berputus asa terhadap bangsa Indonesia.
0 Komentar
Terimakasih telah mampir dan membaca, semoga bermanfaat. Silahkan tinggalkan komentar.