“Awas.....! awas....! rem.......rem...........!”, teriakku ketika mobil yang saya tumpangi menabrak tembok di sebelah kiri jalan. Pada saat itu mobil mau memasuki kawasan hutan wisata penggaron, terus tiba-tiba hilang kendali karena berbelok terlalu cepat. Setelah mobil berhasil direm dan berhenti, maka kami bertiga pun turun untuk mengecek kondisi avanza silver yang kami tumpangi. Adi, yang mengemudikan mobil ini, langsung melihat-lihat bagian depan mobil dengan penasaran.
“wah ini ni bagian lampu depan sebelah kiri penyok”, kataku yang berhasil menemukan terlebih dahulu mana bagian yang jadi korban.
“waduh iya ni cukup parah juga”, sambung Yudha yang juga ikut dalam mobil ini.
Orang-orang yang sedang nangkring di pinggir jalan pun akhirnya mendekati kami.
“gimana mas kondisinya?”
“ini pak cuma penyok aja bagian depan”
“oh ya sudah hati-hati”
Kemudian Yudha pun menyuruhku untuk mengambil alih kemudi. Akhirnya saya melanjutkan menyetir mobil menuruni kawasan hutan wisata penggaron sampai ke lokasi outbound di bumi perkemahannya. Memang pada awalnya saya yang ditugasi untuk bawa mobil guna mengambil makan siang di RM Wong Solo yang ada di pinggir jalan raya. Pada saat berangkat saya yang bawa, tapi pas kembali Adi meminta untuk yang bawa mobilnya, ya sudah aku kasih aja. Aku duduk di depan, sedangkan Yudha di belakang.
Kami adalah tim outbound dari lembaga training di Semarang yang sedang menangani acara Training Organisasi Fakultas Kedokteran Unissula. Waktu itu ada sekitar 250 peserta yang mayoritas perempuan, sehingga memang cukup banyak masalah. Di pagi harinya, sudah ada masalah 3 peserta perempuan yang tidak bisa jalan kaki dari pintu gerbang hutan menuju lokasi bumi perkemahannya karena sakit. Oleh karena itu, Pak Yono (ketua lembaga trainingnya) menyuruhku untuk menjemput mereka dengan mobil, karena beliau sedang bersiap-siap untuk memandu peserta outbound sebagai instruktur utamanya.
“mam, bisa bawa mobil kan?”
“bisa pak”
“udah punya sim belum?”
“udah”
“tapi hati-hati lho ya, jalannya agak bahaya, belok-belok dan naik turun”
“oke pak insya Allah”
Sejak saat itu saya dipercayai untuk bawa mobil, dan ketika mengambil konsumsi makan siangpun saya kembali ditugasi bawa mobil untuk mengambil makan siang tersebut, tetapi kali ini bersama dua kawan yang lain, Adi dan Yudha, sampai pada akhirnya terjadi tragedi yang tidak diinginkan.
Setelah sampai membawa makan siang di lokasi outbound, kami tidak langsung memberi tahu tragedi ini karena dikhawatirkan bisa mengganggu konsentrasi Pak Yono memandu acara. Usai makan siang dan shalat, acarapun dilanjutkan sampai ashar. Di tengah acara, ada satu peserta yang pingsan karena ternyata punya penyakit kanker payudara. Kali ini pasien harus dibawa ke rumah sakit terdekat dan Pak Yono yang langsung turun tangan mengantarkannya dengan mobil.
Hari sudah sore, gerimis kecil di tengah rindangnya pepohonan menemani kami dalam melepas instalasi outbound, karena memang acara sudah selesai. Saat saya sedang berada di atas pohon untuk melepas tali, ternyata Pak Yono sudah kembali lagi ke lokasi acara. Dari kejauhan beliau berteriak memanggil saya.
“maaaam.........! siapa yang nabrakin mobil?”
“wah, rupanya dia udah tahu. Pasti salah paham nih, dikira saya yang nabrakin”
“sini mam turun dulu”
Akhirnya saya dan Adi turun menemui beliau untuk menjelaskan.
Setelah mendengar penjelasan dari kami, beliau tertawa-tawa kecil sambil berkata,
“hehe, afwan mam. Tadi pas di rumah sakit saya kaget ngliat mobil koq penyok kaya gini. Di perjalanan ke sini saya terus bersu’udzon sama antum kalau antum yang nabrakin mobil ini, awas nih si Imam. Oh, ternyata Adi to biang keroknya, hehe”
“hehe, tadi kami emang ga mau bilang dulu biar Pak Yono tetep fokus di acara. Rencana mau bilang setelah selesai acara, eeeh malah udah tahu duluan”
“ya sudah nanti kita selesaikan di kantor aja urusannya. Sekarang selesaikan kemasi peralatannya”
“oke pak”
0 Komentar
Terimakasih telah mampir dan membaca, semoga bermanfaat. Silahkan tinggalkan komentar.